SMJTimes.com – Film horor masih menjadi primadona bagi kebanyakan penonton Indonesia. Banyak film horor yang laris, bahkan mengalahkan film dengan genre lainnya. Contohnya, ‘KKN di Desa Penari’ yang tayang tahun 2022 lalu mampu menarik 9 juta lebih penonton selama penayangannya. Ini membuat film tersebut menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Film-film horor Indonesia lain tak kalah mencatatkan angka yang fantastis, seperti ‘Pengabdi Setan 2’ berjumlah 6,3 juta penonton, ‘Pengabdi Setan 1’ berjumlah 4,2 juta pentonton, ‘Suzana: Bernapas Dalam Kubur’ sebanyak 3,3 juta penonton.
Padahal, film horor bukan merupakan genre yang bisa semua orang tonton. Terutama bagi mereka yang memiliki trauma, phobia dan kecemasan.
Lantas, apa yang membuat film horor menjadi film favorit kebanyakan masyarakat Indonesia?
Dekat dengan tradisi
Dilansir dari Voice of America Indonesia, CEO Manoj Pujabi mengatakan bahwa ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap film horor tak lepas dari kebudayaan yang berkaitan dengan hal-hal mistis.
Banyak pula masyarakat yang sejak kecil telah biasa diceritakan seputar cerita-cerita horor yang berkembang di lingkungan sekitar, seperti Ratu Pantai Selatan, genderuwo, kuntilanak, kalong wewe, tuyul, babi ngepet dan lain-lain. Apalagi, sebagian orang tua belum memiliki pengetahuian untuk menjelaskan secara logis di balik hal-hal supranatural.
“Horror is very relatable (bagi masyarakat masyarakat Indonesia). Mereka percaya kejadian ini. Mereka mungkin pernah melihat kesurupan, meski mereka percaya atau tidak percaya. Jadi gampang dicerna,” komentarnya.
Lebih lanjut, Nadia Bulkin yang merupakan penulis cerita-cerita horor sekaligus penggemar fanatik film-film horor mengatakan banyak cerita horor yang diceritakan kepadanya sejak kecil. Ia juga mengatakan faktor kepercayaan kepada roh dan makhluk halus lainnya lekat dan mengakar kuat dalam kebudayaan masyarakat Indonesia.
“Saya ingat ketika saya masih di sekolah dasar, ada guru yang menawarkan pilihan, ‘Kalian mau main di luar, atau mau mendengarkan cerita tentang hantu.’ Semua anak memilih mendengar cerita-cerita hantu,” jelas Nadia.
Dwi Nugroho, dosen Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, yang juga seorang kritikus film di montasefilm.com juga mengatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki budaya yang lekat dengan mitologi dan legenda. Hal itu pula yang membuat banyak orang menikmati sajian film horor dibanding genre lainnya. Mereka juga senang merasakan sensasi menakutkan dan menegangkan ketika menonton film-film itu.
“Itu merupakan refleksi dari kebudayaan masyarakat setempat. Nah, di Indonesia, kebudayaannya memang suka hal-hal yang berbau mistis dan mitologi atau legenda. Masyarakat secara cultural sociology sudah mengarah ke sana,” katanya.
Sementara itu, dilansir dari berbagai sumber, berikut alasan mengapa film horor banyak digemari.
Jalan cerita yang menarik
Film horror yang bagus biasanya memiliki alur cerita yang sulit ditebak. Jalan cerita yang menarik ini menjadi magnet utama film horror. Penonton dibiarkan bertanya-tanya sepanjang film, sehingga keingin-tahuan akan akhir cerita semakin besar.
Mengontrol kecemasan dan rasa takut
Alasan seseorang menyukai film horor adalah karena ingin menantang diri sendiri dari rasa takut. Cara seseorang untuk menghadapi rasa takut adalah dengan menonton film horror. Dengan menonton film horor yang merupakan fiksi belaka, kemungkinan rasa takut itu berkurang.
Menimbulkan Kesenangan
Selain untuk mengontrol rasa takut, film horror juga menimbulkan efek senang. Berbagai hormon dikeluarkan seperti hormon adrenalin, oksitosin, dopamin dan serotonin. Hormon-hormon itulah yang membuat orang merasa senang dan bersemangat.
Menantang Adrenalin
Menonton film horor dapat memicu sensasi seperti jantung yang berdebar dan perasaan senang saat merasa ketakutan. Film horor yang menawarkan misteri dan jumpscare membuat orang-orang selalu waspada dengan adegan selanjutnya. (*)
Komentar