Kenapa Putus Cinta Berdampak pada Sakit Fisik dan Emosional?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Setiap orang tentunya mendambakan hubungan percintaan yang mulus. Beberapa orang juga berharap hubungan sampai ke jenjang pernikahan. Sebuah hubungan juga menumbuhkan ekspektasi yang indah dan bahagia di masa depan.

Sementara itu, putus cinta menyebabkan rasa sakit mendalam. Sering kali patah hati akibat putus cinta berdampak pada fisik, mental dan emosional. Putus cinta juga bisa jadi sulit untuk dihadapi, karena menimbulkan perasaan rendah diri, bahkan mengubah rutinitas harian.

Mengapa demikian? Berikut penjelasan dilansir dari berbagai sumber.

Mengapa putus cinta memengaruhi fisik dan emosional?

Saat putus cinta, seseorang berada di mode ‘lawan atau lari’. Menurut Very Well Mind, kondisi ini memicu pelepasan hormon yang dapat membuat Anda ingin bertahan dan menghadapi ancaman atau melarikan diri ke tempat yang aman. Ini juga dapat memicu detak jantung yang cepat atau gemetar.

Dilansir dari Insider, psikolog klinis berlisensi Dr. Kristin Bianchi mengatakan bahwa hal tersebut juga menyebabkan otot menjadi tegang, kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, serta sulit tidur.

“Berada dalam kondisi fisik yang sangat waspada selama jangka waktu tertentu dapat menyebabkan sakit kepala, sakit perut, dan nyeri otot,” katanya.

Penelitian menemukan bahwa rasa sakit akibat penolakan sosial serupa dengan rasa sakit fisik. Penelitian lain juga menemukan bahwa tubuh kita terkadang merespons perpisahan dengan cara yang sama seperti bereaksi terhadap rasa sakit fisik.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa bagian otak yang teraktivasi sebagai respon terhadap rasa sakit fisik juga menjadi teraktivasi sebagai respon terhadap putus cinta. Entah kita mengalami patah tulang atau putus cinta, banyak struktur neurologis mendasar yang ikut terlibat,” kata Dr. Bianchi lagi.

Selain itu, orang yang mengalami putus cinta sering kali mengalami penurunan produksi neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin. Kedua senyawa ini berhubungan dengan perasaan senang dan bahagia.

“Segera setelah putus cinta, kita akan mengalami perubahan kimiawi yang tiba-tiba ini hampir seperti kita mengalami penarikan diri, lengkap dengan ‘keinginan’ untuk bertemu kembali dengan mantan kita,” kata Dr. Kristin Bianchi, seorang psikolog klinis.

Pasca putus cinta, otak bisa memasuki kondisi dimana Anda sulit fokus pada hal lain. Berkurangnya senyawa yang berhubungan dengan rasa bahagia dapat menimbulkan gejala yang menyerupai depresi klinis.

Orang mencari alasan putus yang logis

Ditinjau dari aspek prilaku, putus cinta juga memicu perasaan penolakan sosial. Mereka akan cenderung mencari-cari penjelasan rasional dan logis mengapa perpisahan tersebut bisa terjadi. Terus mempertanyakan topik yang sama tentang mengapa suatu hubungan tidak berhasil dapat membuat Anda merasa lebih sulit untuk fokus pada hal lainnya.

Alasan di balik putus cinta sering kali bersifat lebih kompleks, tidak selalu ‘hitam-putih’, sehingga otak mungkin sulit memprosesnya secara logis

“Orang-orang merasa nyaman dengan logika dan kemampuan untuk menentukan dengan tepat sebab dan akibat dari apa yang salah. Sayangnya, karena aspek emosional yang kompleks dalam hubungan romantis, seringkali sulit untuk menentukan dengan tepat kapan dan bagaimana sesuatu menjadi tidak beres, ” kata Meg Josephson, seorang pekerja sosial klinis berlisensi.

Ia juga melanjutkan, memikirkan detail perpisahan itu dalam pikiran dapat menghambat proses penyembuhan.

Putus cinta seperti kehilangan harapan

Saat Anda dan pasangan telah membangun hubungan selama bertahun-tahun, Anda memiliki ekspektasi dan rangkaian rencana jauh ke depan, seperti pernikahan. Dengan demikian, saat suatu hal di luar rencana terjadi, putus cinta membuat Anda kehilangan energi dan harapan.

“Hubungan melibatkan investasi besar dalam hal perasaan, perhatian, waktu dan uang. Kehilangan pasangan dapat membuat Anda merasa seolah-olah semua yang Anda investasikan dalam hubungan itu sia-sia,” kata psikolog bersertifikat Dr. Shane G. Owens

Demikian sejumlah alasan mengapa putus cinta terasa menyakitkan. (*)

Komentar