Apa Itu Social Butterfly dan Bagaimana Ciri-cirinya?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Mungkin Anda tak asing dengan istilah ‘social butterfly’ di media sosial. Istilah ini sering ditujukan kepada orang yang sangat menikmati aktivitas sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka terampil berkomunikasi dengan orang-orang baru dan cenderung disukai oleh orang lain.

William Chopik, PhD, psikolog kepribadian sosial dan profesor di Michigan State University menambahkan bahwa social butterfly disematkan pada orang yang mudah beradaptasi dalam segala situasi, mudah berteman, dan cenderung menebarkan suasana positif.

Menemukan si ‘kupu-kupu sosial’ di sekitar Anda…

Social butterfly bukan hanya tentang jenis kepribadian, melainkan dibentuk melalui kebiasaan dan gaya hidup. Menurut ahli, seorang social butterfly dapat diketahui berdasarkan ciri-ciri tertentu, misalnya adalah extrovert.

“Salah satu ciri inti dari social butterfly adalah mereka extrovert, ini berarti mereka sering kali ramah, menyenangkan, mudah didekati, dan banyak bicara,” ungkap William Chopik.

Selain itu, mereka biasanya adalah orang-orang yang santai dan karismatik, serta banyak disukai oleh banyak orang. Mereka juga lebih aktif dan banyak energi, bahkan terkadang cenderung memiliki gaya sosial yang dominan ketika berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

“Mereka dapat masuk ke dalam ruangan dan memulai percakapan dengan siapa pun. Saat mereka meninggalkan ruangan, semua orang menyukainya,” kata Asim Shah, MD, profesor psikiatri di Baylor College of Medicine.

Apakah menjadi social butterfly selalu menyenangkan?

Meski social butterfly terkenal ramah dan mudah diterima oleh orang lain, mereka juga memiliki banyak tantangan. Mereka terbiasa menjadi sorotan dan pusat perhatian, sehingga mereka mungkin sulit berbagi ‘panggung’ dengan orang lain.

Selain itu, meski social butterfly mempunyai banyak teman, namun sering kali hubungan tersebut sifatnya dangkal. Artinya, beberapa dari mereka mungkin tidak benar-benar memiliki teman dekat yang mampu mengerti perasaan si ‘kupu-kupu’ secara lebih mendalam.

Mereka juga cenderung impulsif karena terlalu berani mengambil risiko tanpa memikirkan akibatnya lebih jauh.

“(Itu) menimbulkan masalah bagi diri mereka sendiri karena mereka cenderung lebih impulsif. (Social butterfly) mungkin sesekali melakukan kecerobohan sosial atau rentan terhadap kecelakaan atau kesalahpahaman,” kata Dr. Chopik. (*)

Komentar