Mengapa Gen-Z Rentan Mengalami Mental Health Issues?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Generasi Z atau Gen-Z adalah mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012. Artinya, saat ini sudah banyak Gen-Z yang masuk ke usia dewasa dan mulai terjun langsung dalam dunia kerja dan lingkungan sosial.

Menurut American Psychological Association (APA), Gen-Z menjadi kelompok yang memiliki kesehatan mental yang baik. Namun, mereka juga merupakan kelompok yang paling rentan dan membutuhkan konseling dari psikolog. Penelitian menunjukkan bahwa generasi tersebut menjadi paling rentan mengalami kecemasan yang dipicu oleh sejumlah permasalahan sosial seperti pengangguran, perubahan zaman dan teknologi, serta pemicu stres lain di lingkungan kerja dan keluarga.

90% Gen-Z mengalami gejala psikologis atau fisik akibat stres, 70% Gen-Z mengatakan bahwa kecemasan dan depresi adalah masalah yang signifikan di kalangan rekan-rekan mereka dan 25% Gen-Z juga mengalami tekanan emosional hampir dua kali lipat dibanding generasi sebelumnya.

Mengapa Gen-Z rentan mengalami Mental Health Issues?

McKinsey Insights melakukan survey dan wawancara, kemudian menemukan bahwa responden generasi Z cenderung memiliki gangguan perilaku. Dalam laporan tersebut, disimpulkan bahwa ada faktor seperti usia yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka, seperti tahap perkembangan, keterlibatan terhadap layanan kesehatan, sikap keluarga atau masyarakat, dan media sosial.

Sepertiga responden gen-Z menghabiskan lebih dari 2 jam sehari di media sosial dan mereka mengaku bahwa media sosial memengaruhi kesehatan mental. Kelompok ini memperoleh dampak negatif lebih banyak dari media sosial daripada generasi sebelumnya. Media sosial memberikan efek FOMO, yakni fenomena takut tertinggal dengan tren baru (32 persen). Lainnya, mereka melaporkan kekhawatiran terkait citra tubuh (32 persen) dan kepercayaan diri (13 persen).

Penelitian lain juga menemukan bahwa waktu yang dihabiskan di media sosial berpengaruh besar pada kesehatan mental mereka.

Media sosial tawarkan konten traumatis

Tak hanya berisi informasi yang berguna, media sosial juga menjadi tempat berinteraksi dan berbagi konten-konten pribadi ke publik. Sebuah survei lain menemukan bahwa hampir separuh Gen-Z menghabiskan 10 jam atau lebih online per hari. Ini menimbulkan perasaan terhubung antar manusia, namun juga mengakibatkan masalah harga diri dan perasaan tertekan, dilansir dari Health Match.

Platform berbasis foto dan video dikaitkan dengan memburuknya masalah citra tubuh. Selain itu, cyberbullying dan konten traumatis, termasuk menyakiti diri sendiri, pelecehan, kekerasan dan gangguan makan juga menumbuhkan perasaan cemas dan khawatir. Sehingga, hal ini juga memengaruhi kesehatan mental Gen-Z. (*)

Komentar