SMJTimes.com – Depresi dapat memengaruhi pola makan seseorang. Beberapa orang mungkin mengalami gangguan makan mulai dari penurunan nafsu makan secara drastis hingga peningkatan nafsu makan secara berlebihan.
Anda mungkin menemukan seseorang yang sering melakukan pesan-antar makanan sebagai coping mechanism. Sebuah penelitian dari Journal of Public Health Nutrition mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan yang dibawa pulang, 51% lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang cenderung tidak mengonsumsi makanan tersebut.
Bagaimana makanan memengaruhi emosi?
Dilansir dari Time to Thrive Therapy, mengonsumsi makanan dapat memperbaiki perasaan menjadi lebih baik secara emosional. Makanan olahan atau cepat saji mengandung gula dan karbohidrat olahan yang membuat kita merasa senang karena dapat mengaktifkan serotonin dan dopamin.
Konsumsi makanan sebagai taktik untuk mengatasi stres merupakan bagian dari emotional eating, yakni ketika seseorang menggunakan makanan untuk mengatasi berbagai emosi, antara lain kebosanan, stres, kecemasan, depresi, bahkan kegembiraan, menurut Alessandra Stasnopolis, RDN, LDN, seorang ahli nutrisi.
“Manusia mempunyai emosi dan terkadang emosi tersebut diubah atau dipengaruhi oleh makan,” tulisnya dalam artikel, mengutip Baylor Scott & White Health.
Pada saat stres, tubuh mengalami peningkatan hormon kortisol. Tubuh akan mengalami peningkatan nafsu makan sebagai upaya menyediakan energi untuk merespon stres. Pada akhirnya, Anda mencari makanan untuk memperbaiki suasana hati Anda, dikutip dari HelloSehat.
Apa efeknya?
Beberapa peneliti sekarang percaya bahwa makanan cepat saji tertentu mungkin membuat ketagihan karena mengandung gula tambahan. Kecanduan makanan bisa jadi sulit dihilangkan. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi gula lebih sulit daripada berhenti merokok.
Makan secara emosional dapat membuat Anda kehilangan kendali atas diri Anda sendiri. Saat mengalami hari yang berat atau stres, nafsu makan Anda mungkin bertambah drastis, kemudian kembali menurun. Padahal, kunci kesehatan paling dasar adalah makan secara teratur.
Tanpa sadar, Anda telah mengonsumsi terlalu banyak kalori secara berulang-ulang. Jika hal itu menjadi kebiasaan, hanya dalam beberapa bulan berat badan Anda bisa bertambah banyak. Kebiasaan makan berlebihan saat stres dapat meningkatkan risiko obesitas hingga penyakit kronis lainnya jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Bagaimana cara mengatasi emotional eating?
Jika hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, maka cukup sulit untuk menghilangkannya. Namun, Anda bisa mengalihkan stres ke arah aktivitas lainnya selain makan, seperti menulis jurnal, melukis, meditasi dan melakukan aktivitas fisik lainnya, contohnya berolahraga. (*)
Komentar