SMJTimes.com – Henna merupakan seni tato temporer yang terkenal dari tradisi timur tengah. Henna biasanya dibuat dari campuran zat, salah satunya Para-phenylenediamine yang merupakan bahan kimia bernama amina aromatik.
Dilansir dari Halodoc, zat ini juga digunakan sebagai pengawet pada kayu, sehingga tidak boleh terkena kontak langsung dengan kulit. Pemakaiannya produk yang tidak tepat mungkin akan memicu reaksi negatif, seperti alergi, bengkak, lepuh, dermatitis eksim, dan peradangan kulit lainnya. Maka dari itu, untuk meminimalisir risikonya, Anda bisa menerapkan beberapa hal berikut ini.
Baca label kemasan
Sebelum Anda membeli produk henna, pastikan untuk memeriksa setiap bahan yang tercantum pada label kemasannya. Hindari produk yang mengandung zat aditif seperti para-phenylenediamine atau PPD. Jika ingin melakukan tato henna oleh profesional, tanyakan bahan apa saja yang digunakan.
Hindari henna berwarna hitam
Beberapa produsen memproduksi henna berbentuk pacar hitam. Produk tersebut banyak yang tercampur dengan pewarna rambut tar batubara PPD. PPD dapat memicu reaksi yang berbahaya jika langsung diaplikasinya secara langsung di kulit. Oleh sebab itu, pilihlah henna yang berwarna merah atau bubuk pacar tradisional yang aman.
Tes tempel
Sebelum mengaplikasikannya sebagai tato henna, dianjurkan untuk melakukan tes tempel lebih dahulu. Tes tempel ini merupakan metode mengoleskan bagian kecil produk ke kulit yang tidak terlalu terekspos. Tunggu kurang lebih 15 menit sebelum menghilangkannya. Metode ini untuk mengetahui apakah kulit Anda bereaksi dan mengalami tanda-tanda alergi atau tidak.
Gunakan sarung tangan saat memakai henna
Menggunakan sarung tangan saat mengoleskan pacar bubuk ke kulit atau rambut bertujuan untuk mencegah pewarna masuk ke tempat yang tidak diinginkan, seperti kuku. Kuku biasanya masuk saat kita makan. Menelan bagian zat PPD dapat memicu keracunan.
Demikian beberapa tips menggunakan henna denga naman. (*)
Komentar