Benarkah Uang Tidak Bisa Membeli Kebahagiaan?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Sebagian orang mempercayai bahwa kebahagiaan datang dari dalam diri sendiri dan tidak dapat diukur dengan uang, benarkah begitu?

Pada dasarnya, unsur-unsur yang membuat orang bahagia dikatakan memiliki nilai intrinsik. Artinya, apa yang menurut orang itu berharga, hal itu tidak selalu mewakili dengan standar kebahagiaan bagi orang lain. Seperti contoh, anda menyukai cokelat, namun mungkin ada orang lain yang tidak suka cokelat. Nilai intrinsik satu orang dengan orang lainnya berbeda. Dengan kata lain, standar kebahagiaan setiap orang tidak bisa disamakan.

Di sisi lain, uang memiliki nilai ekstrinsik. Uang diakui memiliki nilai di dunia nyata. Nilai tersebut bisa menambah nilai intrinsik dalam diri anda. Ini seperti saat anda membeli cokelat di toko dengan sejumlah uang yang anda miliki.

Artinya, meski setiap orang membutuhkan nilai intrinsik yang berbeda-beda, uang memiliki nilai ekstrinsik yang bisa meningkatkannya. Secara tidak langsung, hal itu juga meningkatkan kebahagiaan anda.

Kendati demikian, meski barang yang anda beli bisa membawa kebahagiaan, itu mungkin tidak bisa berlangsung lama. Barang tersebut mungkin tidak selalu membawa kebahagiaan jangka panjang.

Sebuah studi tahun 2018 dilakukan untuk melihat apa yang terjadi jika masyarakat yang dilanda kemiskinan diberi bantuan secara teratur. Selama 48 bulan riset, hasil menemukan bahwa mereka memiliki perasaan kesejahteraan emosional dan kesehatan fisik yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Survei tahun 2010 dan 2017 juga menunjukkan bahwa orang-orang yang berpendapatan lebih tinggi ($60.000 hingga $75.000) per tahun memiliki kesejahteraan emosional dan kepuasan dalam hidup. Sementara itu, orang yang berpendapatan lebih dari $95.000 per tahun mengaku mengalami kejenuhan.

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa uang dapat membantu meningkatkan kebahagiaan jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti akses kesehatan, makanan bergizi, rumah yang nyaman, pendidikan, dan sebagainya. Kemudian, saat semua kebutuhan dasar terpenuhi, kebahagiaan yang diperoleh dari uang bisa menjadi stagnan.

Bagaimana cara menggunakan uang agar bahagia?

Dilansir dari Healthline, uang yang digunakan untuk memperoleh pengalaman dan membantu orang dapat menghasilkan kebahagiaan lebih besar. Misalnya, menggunakan uang untuk pergi ke bioskop dibanding membeli baju baru, atau membelikan hadiah untuk orang terkasih dinilai dapat memberikan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.

Sementara itu, survei tahun 2015 menemukan bahwa uang yang digunakan untuk memenuhi emosi subjektif, khususnya berkaitan dengan rasa takut dapat memengaruhi perasaan anda. Sebagai contoh, saat anda takut rumah dibobol, maka membeli CCTV dan memperbaiki sistem keamanan bisa meningkatkan kesejahteraan emosional anda.

Demikian artikel tentang apakah uang bisa meningkatkan kebahagiaan? Perlu diingat, beberapa survei tersebut hanya meneliti sebagian populasi dunia di periode tertentu saja. (*)

Komentar