SMJTimes.com – Tidak hanya tentang tempat wisata dan makanan khasnya, Jepang juga dikenal dengan kebiasaan yang membuahkan etos kerja tinggi dan kesuksesan yang sangat dihargai. Beberapa kebiasaan tersebut bertujuan untuk membawa anda mencapai tujuan, meningkatkan hubungan, serta sukses menumbuhkan kepuasa dalam menjalankan kehidupan.
Kebiasaan-kebiasan tersebut dikenal dengan istilah-istilah, seperti kaizen atau ‘perbaikan’, mottainai atau ‘tidak menyia-nyiakan’, gaman atau ‘ketekunan’ dan omotenashi atau ‘keramahan’. Dilansir dari medium, berikut penjelasan yang dapat kami rangkum.
Kaizen – perbaikan
Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang yang artinya ‘perbaikan secara terus menerus’. Konsep ini diterapkan pada semua aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan, mencari ilmu dan pengembangan pribadi lainnya. Kaizen berarti seseorang sepatutnya melakukan perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan, sedikit demi sedikit dan secara bertahap dari waktu ke waktu. Perbaikan tersebut diyakini akan mengantarkan seseorang pada kesuksesan yang signifikan.
Anda mungkin akan merasa kesulitan jika melakukan perubahan besar dalam pola hidup anda. Oleh karena itu, konsep kaizen dimulai dengan tindakan-tindakan kecil yang dapat dilakukan setiap hari. Tujuannya bukan untuk memberatkan anda, melainkan membentuk sebuah kebiasaan yang positif. Misalnya, saat anda ingin meningkatkan kesehatan, minumlah lebih banyak air serta luangkan waktu sekali dalam seminggu untuk berolahraga. Sedikit demi sedikit, anda bisa menambah frekuensinya.
Mottainai – tidak menyia-nyiakan
Secara harafiah, mottainai diartikan sebagai ‘sia-sia’. Namun, konsep ini digunakan untuk mendorong orang-orang untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya dan berlaku bijak atas apa yang dimiliki. Kebiasaan buruk, seperti membuang-buang waktu dan sumber daya hanya akan menghasilkan penyesalan dan kehilangan.
Kebiasaan yang mendukung konsep ini bisa dimulai dengan mensyukuri bahan makanan dan waktu yang dimiliki. Mulailah untuk memperhatikan konsumsi anda, berapa jumlah yang anda makan, dan bagaimana anda memperlakukan sisa makanan. Perhatikan juga penggunaan air dan listrik, serta hindari menyia-nyiakan waktu untuk bermalas-malasan. Sebaliknya, anda bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar memasak, membaca buku, atau membersihkan rumah untuk meningkatkan produktivitas.
Gaman – ketekunan
Gaman berarti ‘ketekunan’ dan ‘daya tahan’. Konsep ini berasal dari gagasan bahwa kesuksesan membutuhkan kerja keras, ketekunan, dan sikap pantang menyerah saat mengalami kesulitan. Seseorang yang menerapkan kebiasaan ini akan menumbuhkan kualitas dan daya tahan tinggi dalam bekerja dan mencapai tujuan.
Untuk menerapkannya, mulailah dengan menetapkan tujuan secara realistis. Anda bisa menentukan tujuan jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek, kemudian berusaha untuk mencapainya setiap hari. Saat mengalami permasalahan, tetaplah fokus dan terus maju. Kesuksesan membutuhkan waktu dan usaha.
Omotenashi – keramahan
Konsep budaya Jepang selanjutnya adalah omotenashi atau ‘keramahan’ dan ‘layanan pelanggan’. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa memberikan layanan dan ramah kepada orang lain akan membuat mereka merasa dihargai dan dihormati. Konsep ini pun ditanamkan pada semua aspek kehidupan, mulai dari bisnis hingga hubungan pribadi.
Omotenashi mendorong anda untuk memperlakukan orang lain dengan baik, hormat dan sopan. Anda juga bisa menawarkan bantuan kepada sesama yang membutuhkan, maupun menolak dengan halus saat tidak memungkinkan. Selain itu, jangan sungkan untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan dan berterima kasih saat mendapatkan pertolongan.
Demikian istilah-istilah dari kebiasaan yang banyak dianut oleh orang Jepang. (*)
Komentar