Lifestyle

Apa yang Terjadi pada Tubuh Setelah Mengonsumsi Banyak Gula?

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Sepiring dessert yang manis dan minuman berpemanis tambahan memang terlihat lezat dan menggugah selera. Ada alasan mengapa makanan manis mengandung gula menjadi favorit, diantaranya adalah rasanya yang enak dan mengaktifkan hormon kesenangan. Gula menyalakan reseptor opioid di otak, sehingga membuat anda merasa baik secara emosional. Gula menyebabkan kecanduan.

Gula olahan berbeda dengan gula alami. Jika gula alami umumnya berasal dari buah-buahan, bahan makanan seperti madu dan sirup maple, maka gula tambahan berasal dari pemrosesan. Contohnya, sukrosa yang diolah dari tebu. Gula tambahan ini biasanya terdapat pada produk-produk makanan dan minuman, seperti cola.

Dilansir dari Insider, Grace Derocha, ahli diet terdaftar, pendidik diabetes bersertifikat mengatakan bahwa terdapat 50 varietas gula olahan yang digunakan dalam produk makanan. Meski menambah cita rasa, namun tetap memiliki dampak buruk bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan.

“Indeks glikemik yang tinggi (gula olahan) dapat meningkatkan gula darah dalam tubuh dengan cepat dan menurunkannya dengan cepat juga yang menyebabkan semacam efek roller coaster,” terangnya.

Ia melanjutkan, saat kadar gula darah meningkat, seseorang akan mengalami peningkatan energi yang cepat. Sayangnya, level tersebut diatur dengan cepat, sehingga energi atau ‘gula’ tersebut tak lebih dari sekadar lonjakan, apalagi jika itu merupakan gula tambahan.

Selain lonjakan gula darah secara signifikan, konsumsi gula berlebihan juga menyebabkan sakit kepala, mengurangi tingkat energi dan perdangan. Hal itu berdampak buruk bagi kondisi kesehatan secara keseluruhan, mulai dari kenaikan berat badan hingga peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Makanan berpemanis sering kali mengandung kalori kosong. Artinya, tinggi kalori, namun tidak menyebabkan efek kenyang. Ini yang membuat seseorang memiliki dorongan untuk terus mengonsumsinya. Terlebih lagi, setelah memakan makanan manis, orang sering kali mengalami pengurangan energi yang membuat malas bergerak dan beraktivitas. Kalori tinggi yang tidak dibakar tersebut, menyebabkan pengumpulan lemak di perut anda.

Sebaliknya, mengurangi konsumsi gula, terutama gula tambahan memungkinkan anda mengurangi tingkat risiko penyakit tersebut, sekaligus membuat tubuh anda meningkatkan tingkat energi dan konsentrasi. (*)

Redaksi

Leave a Comment

Recent Posts

NewJeans Dilarang Beraktivitas Secara Independen Tanpa Persetujuan ADOR

SMJTimes.com - Divisi perdata ke-50 Pengadilan Distrik Pusat Seoul melarang kelima anggota NewJeans (NJZ) beraktivitas tanpa persetujuan ADOR. Putusan ini…

13 jam ago

Rekomendasi Drama Korea Tayang April 2025, Ada Shin Min-ah Hingga Goo Youn-jung

SMJTimes.com - Akan ada sejumlah drama Korea menarik yang siap tayang selama bulan April 2025 mendatang. Drama-drama berikut ini didominasi…

15 jam ago

Sinopsis Bioskop TransTV Malam Ini, Ada CJ7 dan Lethal Weapon 2

SMJTimes.com - Bioskop TransTV kembali menghadirkan film-film seru pada Jumat (21/3/2025) malam ini. Film CJ7 dan Lethal Weapon 2 masing-masing…

16 jam ago

Mengenal Konsep Tipe Wajah Hewan di Korea Selatan

SMJTimes.com - Ada yang unik dengan salah satu konsep kecantikan di Korea Selatan. Banyak orang Korea mendeskripsikan struktur wajah dengan…

18 jam ago

Tips Memilih Bahan Abaya untuk Lebaran, Pahami Karakteristiknya Dulu!

SMJTimes.com - Salah satu item fashion yang banyak dikenakan saat Lebaran adalah abaya. Abaya merupakan busana panjang dan longgar, mirip…

19 jam ago

Film Pabrik Gula Siap Tayang di Amerika Utara, Perkiraan April

SMJTimes.com - Film Pabrik Gula siap tayang di Amerika Utara setelah perilisannya di bioskop Indonesia di momen Lebaran 2025. Menurut…

2 hari ago

This website uses cookies.