SMJTimes.com – Relationship obsessive-compulsive disorder (ROCD) adalah salah satu jenis gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Sementara itu, OCD merupakan gangguan mental saat seseorang mengalami pikiran yang tidak diinginkan dan mengganggu, sehingga memaksa mereka melakukan perilaku yang repetitif/berulang. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki ketakutan akan kuman (obsesif), maka dia akan berkali-kali mencuci tangannya. Bagi sebagian penderita, pemikiran dan tindakan ini dapat melelahkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, serta hubungan sosial dengan orang lain.
Sedangkan dalam kasus ROCD, pikiran dan tindakan berulang ini muncul karena hubungan romantis. Ini bisa terjadi pada seseorang terganggu dengan pemikiran ‘apakah dia benar-benar mencintaiku?’, sehingga ia akan bertanya kepada pasangannya untuk memastikan perasaannya secara berulang-ulang dalam sehari.
“Adalah normal untuk memiliki beberapa pertanyaan tentang suatu hubungan, (karena) terkadang memiliki ketakutan atau kecemasan. Tapi ini benar-benar berubah menjadi ketidakmampuan untuk menyelesaikannya. Anda sangat terjebak dalam pikiran Anda,” ujar ahli dan dokter psikologi, Susan Albers.
ROCD dapat merusak hubungan karena akan memengaruhi perilaku seseorang yang diakibatkan oleh beban pikiran dan kecemasan yang berulang dan tak terkontrol. Dokter Albers menambahkan bahwa kesehatan dalam hubungan sulit didapat jika ada pertanyaan terus-menerus.
“Itu berarti anda tidak bisa santai, menikmati, dan tenggelam dalam hubungan. Sulit untuk hidup bersama dan juga sulit bagi pasangannya,” imbuhnya.
Apa pengobatan untuk hubungan OCD?
ROCD bukan kondisi yang dapat didiagnosis, melainkan termasuk ke dalam gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Oleh karena itu, jika anda menghadapi gejala ROCD, segera temui psikolog untuk mengetahui apakah anda menderita OCD atau tidak. Selanjutnya, anda bisa melakukan terapi dan konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh ahli jika anda memang mengalami gangguan OCD.
Dokter Albers mengatakan, kemungkinan anda memiliki waktu yang sulit dalam menjalani hubungan dengan orang yang memiliki OCD/ROCD. Anda bisa jadi ikut mempertanyaan perasaan anda sendiri kepada perasaan dan mulai meragukannya. Tak hanya itu, ketakutan pasangan terhadap hubungan akan mengurangi keharmonisan dan keintiman hubungan yang telah dibangun.
Dilansir dari Claveland Clinic, Dokter Albers menyarankan tindakan-tindakan berikut jika anda memiliki pasangan yang menderita ROCD.
Mengedukasi diri sendiri
Penting bagi anda memahami tentang gangguan yang dialami oleh pasangan anda. Menurut Dokter Albers, pemahaman tentang OCD ini dapat membantu anda mengenali lebih baik tentang ketakutan dan perasaan pasangan anda yang sebenarnya.
“Bila Anda memiliki pengetahuan, anda memiliki gambaran untuk dapat mengatakan ‘ini bukan rasa tidak aman yang nyata, ini adalah gejala dari masalah kesehatan mental’,” jelasnya.
Dengan demikian, anda mampu memisahkan mana kecemasan yang merupakan gejala gangguan OCD dengan pemikiran pasangan anda yang sebenarnya. Dokter Albers mengatakan bahwa hal tersebut dapat membantu melindungi perasaan anda sendiri.
Selain itu, anda bisa ikut dengan pasangan anda saat melakukan terapi. Ini bisa membuat anda lebih tahu dan mengerti tentang kondisi yang tengah dialami olehnya dari ahlinya secara langsung.
Identifikasi kekhawatiran
Jika Anda menyerap kecemasan pasangan Anda, anda mungkin ikut mempertanyakan hubungan tersebut. Sehingga penting bagi anda untuk mengidentifikasi dan menyadari tentang permasalahan yang anda alami. Apakah ada hal yang mengganggu anda selam berhubungan dengannya? Bagaimana anda bisa menerima kekurangan pasangan anda? Dengan demikian, anda tidak akan terpengaruh dengan pertanyaan-pertanyaan pasangan anda.
Tetapkan batasan seputar kepastian
Batasan merupakan bagian penting dari setiap hubungan romantis. Saat anda memiliki pasangan ROCD, menetapkan batasan tentang kepastian dalam kurun waktu tertentu bisa menjadi salah satu kunci memelihara hubungan. Hal tersebut bisa berbentuk seperti kalimat ‘saya akan meyakinkan anda x kali dalam sehari.’
Berempati dengan pasangan
Ketahuilah bahwa mengalami gangguan seperti OCD merupakan kondisi sulit. Pasangan anda juga pasti tidak ingin terus menerus merasa cemas karena hal itu pasti membuatnya lelah. Oleh karena itu, tumbuhkan perasaan empati untuk membantu anda memelihara hubungan dengan seseorang yang menderita OCD.
“Pikirkan tentang betapa sulitnya memiliki gangguan obsesif-kompulsif. Berempati bisa sangat membantu dalam hubungan,” ujar Dokter Albers.
Komentar