SMJTimes.com – Menjadi orang tua memang tidak mudah. Orang tua, terutama ibu diasumsikan memiliki peran penting dan tanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya. Kendati demikian, saat menghadapi persaingan dan kesulitan saat mengasuh buah hati mereka, sering kali para ibu merasa bersalah karena tidak dapat memenuhi tanggung jawab dan perannya tersebut. Perasaan tersebut yang dinamakan dengan mother guilt.
Seorang dokter Melissa Young menjelaskan tentang istilah mother guilt. Ia menjelaskan bahwa istilah tersebut menunjukkan perasaan bersalah dan malu yang dirasakan beberapa orang ketika tidak memenuhi harapan mereka sendiri atau orang lain dalam memenuhi perannya sebagai orang tua.
Dalam masyarakat kita menyadari adanya norma, standar dan aturan. Menurut peneliti, rasa bersalah muncul karena kita mematuhi norma dan standar yang ada. Artinya, mother guilt merupakan bagian dari dorongan dalam diri untuk ‘bermain’ sesuai dengan ‘standar orang tua yang baik’.
“Ada begitu banyak pemicu halus dan tidak terlalu halus dalam masyarakat yang menekan kita untuk berpikir bahwa kita harus mampu melakukan semuanya. Mother guilt adalah pengalaman yang dialami saat anda mempertimbangkan semua tanggung jawab dan ekspektasi di dalam persaingan yang ada di kehidupan,” jelas Young.
Saat menjadi seorang ibu, anda berperan dalam banyak hal dalam hidup dan masing-masing menghadirkan ekspektasi masing-masing. Di satu sisi, anda adalah seorang individu yang memiliki kebutuhan, namun di sisi lain anda bertanggung jawab terhadap anak, pasangan, teman, atasan, kolega, orang tua dan sebagainya. Saat kebutuhan-kebutuhan tersebut bersaing di waktu yang bersamaan, maka salah-satu akan menjadi prioritas dan dikorbankan.
Pengorbanan itu yang nantinya akan memunculkan rasa bersalah sebagai seorang ibu dan orang tua atau mother guilt.
Seperti contoh, saat anda bekerja lembur dan terpaksa memesan makanan cepat saji, maka mungkin anda akan merasa bersalah karena tidak memberikan keluarga asupa yang bernutrisi. Atau saat anda tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga, perasaan menyesal muncul karena anda merasa harus ikut berkontribusi dengan keuangan keluarga. Perasaan-perasaan seperti itu jika dibiarkan akan menimbulkan kekacauan secara internal dalam diri anda. Hal ini dapat membuat anda sering gelisah, tegang dan emosi, sehingga meningkatkan risiko stres dan depresi, serta berpengaruh pada kesehatan fisik, seperti peningkatan tekanan darah dan detak jantung.
“Ketika memikirkan efek jangka panjangnya, anda menyadari bahwa membebaskan diri dari rasa bersalah bukanlah hal yang mewah. Itu suatu keharusan,” kata Dr. Young.
Dikutip dari Claveland Clinic, berikut adalah kiat-kiat melepaskan rasa bersalah yang mungkin sering anda alami sebagai ibu dan orang tua.
Perawatan diri
Satu studi menunjukkan bahwa perasaan bersalah lebih kuat tindakan kita memengaruhi orang lain. Sebaliknya, kita tidak terlalu merasa bersalah jika hal tersebut hanya memengaruhi diri sendiri. Seorang ibu sering kali mengorbankan kebutuhannya sendiri untuk memberikan waktu dan konsentrasinya merawat anak-anak dan pasangannya, dan bertanggung jawab terhadap atasan di kantor. Kontribusi anda akan memengaruhi orang lain, sehingga anda merasa bersalah jika anda tidak memenuhi peran tersebut dengan baik.
Pemikiran tersebut timpang. Saat anda mengambil terlalu banyak energi untuk orang lain, maka anda harus menyetor ulang energi untuk diri anda sendiri. Dokter Young mengatakan bahwa hal ini perlu dilakukan untuk menghindarkan anda dari stres yang menumpuk.
“Sangat sulit untuk berpikir tentang meluangkan waktu untuk diri sendiri ketika semua orang membutuhkan sesuatu dari Anda. Tetapi, jika anda dapat ‘membingkai’ kepedulian terhadap kebutuhan diri sebagai cara anda merawat orang lain dengan lebih baik, anda mungkin lebih bisa memprioritaskannya,” jelas Young.
Untuk melakukan perawatan diri, anda bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang anda sukai disela-sela kesibukan anda, seperti berendam dengan air hangat, hangout bersama teman, belanja ke mall dengan anak, membaca buku parenting, menonton film dengan pasangan, dan sebagainya.
Meditasi
Young menganjurkan untuk mengenal waktu dimana anda perlu beristirahat dan ‘bernapas’. Latihan meditasi secara teratur dapat membantu melatih tubuh dan pikiran untuk melepaskan diri dari mode tegang setelah sibuk mengurus pasangan, anak dan pekerjaan selama seminggu penuh.
Saat merasa bersalah dan stres, cobalah teknik pernapasan yang anda ketahui untuk mengatur ulang pemikiran.
Hindari perbandingan
Setiap individu ingin menjadi yang terbaik dari orang lain, mitra terbaik, kolega terbaik, maupun orang tua terbaik. Saat timbul pola pemikiran membandingkan diri dengan orang lain, maka kemungkinan besar rasa bersalah itu muncul saat tujuan yang ditetapkan tidak tercapai.
Saat anda melihat unggahan-unggahan di media sosial, anda akan mulai membandingkan diri anda dengan mereka hanya berdasarkan beberapa posting-an foto, padahal apa yang ada di media sosial sering kali bukan gambaran secara lengkap kehidupan mereka.
Komentar