Pakar Ungkap Alasan Kenapa Akhir-akhir ini Sinar UV Semakin Ekstrem

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Pakar mengungkap penyebab paparan sinar UV (ultraviolet) ekstrem yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Dilansir dari CNN Indonesia, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko menuturkan bahwa beberapa lokasi berpotensi memiliki indeks ultraviolet yang tinggi.

“Memang untuk lokasi yang kondisi umum cuacanya diperkirakan cerah-berawan pada pagi sampai dengan siang hari untuk beberapa hari ke depan dapat berpotensi menyebabkan indeks ultraviolet pada kategori ‘very high’ dan ‘extreme’ di siang hari,” terangnya.

Menurut BMKG, terdapat kategori indeks paparan sinar ultraviolet (UV), yakni hijau (risiko bahaya rendah/low), kuning (risiko bahaya sedang/moderate), jingga (risiko bahaya tinggi/high), merah, risiko bahaya sangat tinggi/very high), dan ungu (risiko bahaya ekstrem/extreme).

Menurut keterangannya, pola harian UV dipengaruhi oleh posisi semu matahari, waktu pergerakan dan kondisi tutupan awan di suatu wilayah. Pada bulan April, posisi semu matahari masih berada di sekitar dekat ekuator yang menunjukkan fase gerak semu ke utara hingga Juni. Hal ini berdampak penyinaran matahari lebih optimum ke wilayah Indonesia.

Posisi semu matahari terjadi karena gerakan planet mengorbit bintangnya dalam posisi miring atau revolusi bumi.

Dikutip dari situs Edusainsa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), saat matahari berada di sekitar khatulistiwa, hal ini dapat memicu fenomena ekuinoks (equinox), atau intensitas radiasi Matahari yang diterima di ekuator Bumi bernilai maksimum. Puncaknya memang sudah lewat, yakni 21 Maret.

Peneliti Pusat Riset dan Antariksa BRIN, Andi menuturkan bahwa posisi matahari tersebut memang dapat meningkatkan suhu karena radiasinya berbanding lurus terhadap suhu permukaan Bumi. Ia juga menyebut intensitas radiasi matahari pada siang/tengah hari akan mencapai maksimum, yaitu ketika ada sedikit awan, suhu permukaan bumi akan maksimum.

“Akan tetapi, ini hanyalah salah satu faktor saja yang memengaruhi. Perlu mempertimbangkan faktor lainnya di luar faktor astronomis,” ujarnya.

Untuk menghadapi kondisi ini, ia menyarankan untuk lebih banyak menghidrasi tubuh dengan cairan, serta selalu menggunakan alat pelindung seperti tabir surya, payung, topi dan lainnya.

Komentar