SMJTimes.com – Awal Sya’ban 1444 H jatuh pada Rabu (22/2). Dengan demikian, umat Islam telah meninggalkan bulan Rajab dan mengisi Sya’ban, untuk kemudian menyambut bulan Ramadhan. Dilansir dari NU Online, salah satu amalan sunah pada bulan tersebut adalah melaksanakan puasa. Kesunahan puasa ini banyak disinggung di dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata;
“Rasulullah SAW sering berpuasa sehingga kami katakan: Beliau tidak berbuka. Beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: Beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban,” (HR Muslim).
Imam an-Nawawi dalam Al-Majmû’ Syarhul Muhaddzab menjelaskan tentang maksud Rasulullah SAW sering berpuasa seluruhnya adalah berpuasa pada sebagian besarnya.
Puasa sunah ini haram dilakukan bila dimulai pada tanggal 16. Puasa Sya’ban harus dimulai sejak tanggal 1 atau paling maksimal tanggal 15. Bila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir bulan.
Ketentuan ini berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA;
“Sungguh Rasullah SAW bersabda: Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa,” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Keutamaan Puasa Sya’ban
Salah satu keutamaan melaksanakan puasa sunah tersebut adalah akan mendapat syafaat Rasulullah SAW kelak di hari kiamat. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în menjelaskan bahwa puasa sunah yang keduabelas adalah puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah SAW terhadapnya. Maka, siapa pun yang menjalaninya, maka dia akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat.
Berikut niat puasa Sya’ban:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Sya’ban karena Allah Ta’âlâ.”
Selain niat di dalam hati, juga disunahkan mengucapkannya dengan lisan. Sebagaimana puasa sunah lainnya. Niat puasa dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal atau saat matahari mulai bergerak ke barat. Dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.
Komentar