Sektor Logistik Jadi Penyumbang Tingkat Okupansi Gedung CBD Jakarta

Bagikan ke :

SMJTimes.com – Ruang perkantoran CBD Jakarta yang terisi capai 74,1 persen pada semester akhir 2022. Sebagian penyumbang datang dari sektor logistik yang cukup agresif di akhir tahun lalu. Data ini berdasarkan laporan dari kantor konsultan properti Knight Frank Indonesia.

Syarifah Syaukat selaku Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia menuturkan bahwa bisnis ruang kantor masih menghadapi tantangan, meski stoknya masih bertambah di tengah pemulihan ekonomi.

“Okupansi dari sektor logistik yang agresif di akhir tahun 2022 juga turut memberikan secercah harapan untuk pertahanan di sektor perkantoran CBD Jakarta ke depannya,” ujar Syarifah, dikutip dari CNN Indonesia (25/2).

Dijelaskan olehnya, saat ini harga sewa gedung perkantoran di Jakarta stagnan dan cenderung melemah hingga 6 persen. Selain itu, gedung perkantoran dengan konsep ramah lingkungan diketahui memiliki harga sewa yang lebih tinggi. Menurutnya, konsep ini diminati dan diperkirakan jumlahnya akan bertambah.

Syarifah menambahkan, 5 gedung perkantoran yang berkonsep green building akan hadir hingga tahun 2025.

Selain sektor logistik, Knight Frank Indonesia juga melaporkan beberapa sektor lain yang potensial untuk mendorong tingkat okupansi di tahun 2022.

“Sektor-sektor tersebut antara lain sektor information technology (IT), fintech, mining, insurance, agrobusiness, automotive, oil and gas, energy, healthcare dan trading,” paparnya.

Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia juga mengharapkan adanya perbaikan performa subsektor perkantoran di area CBD Jakarta setelah pencabutan kebijakan PPKM. Kendati demikian, dirinya masih harus berhati-hati dengan potensi resesi global yang mungkin berdampak pada tingkat kewaspadaan konsumen. Hal ini dikhawatirkan akan menahan perusahaan global yang ingin menyewa ruang-ruang kantor di CBD Jakarta.

“Dalam skala regional seperti di Singapura dan Seoul, pertumbuhan sektor perkantoran berada di situasi membaik seiring dengan terbukanya kembali jalur transaksi dari China seiring dengan dicabutnya kebijakan zero covid policy,” ujarnya.

Komentar