Peretas Akun Twitter Tokoh Amerika Tunggu Keputusan Ekstradisi

SMJTimes.com – Permintaan ekstradisi Amerika Serikat atas peretas akun twitter berkewarganegaraan Inggris telah disetujui oleh Pengadilan Tinggi Negeri Spanyol. Meski begitu, proses ekstradisi ini masih menunggu beberapa langkah, termasuk persetujuan oleh pemerintah Spanyol.

Peretas tersebut bernama Joseph O’Connor. Dia meretas akun Twitter tokoh-tokoh terkenal di Amerika Serikat pada tahun 2020 lalu, termasuk Presiden AS Joe Biden dan Mantan Presiden AS Barack Obama.

Dilansir dari Detik (21/2), O’Connor ditangkap di Estepona, Spanyol pada Juli 2021. Menurut Pengadilan Tinggi Spanyol, posisi Amerika Serikat lebih baik untuk menjatuhkan hukuman pada O’Connor, sebab barang bukti atas kejahatan ada di Amerika Serikat, termasuk kerusakan akibat peretasan tersebut.

Sementara itu, pemerintah Spanyol juga harus setuju lebih dahulu terkait ekstradisi tersebut. O’Connor pun masih bisa naik banding atas keputusan tersebut karena sebelumnya sudah mengajukan keberatan atas ekstradisi.

O’Connor meretas akun para korban untuk mencari sumbangan dalam bentuk aset kripto. Akibat perbuatannya tersebut, Twitter harus mengnon-aktifkan pengiriman kicauan dari sejumlah akun terverifikasi selama beberapa jam.

Diketahui, akun pertama yang diretas adalah milik Elon Musk. Dalam postingannya, dia akan menggandakan pembayaran yang dikirim ke alamat bitcoin yang dicantumkan pada tweet tersebut. Hal yang sama juga sempat menyerang akun Bill Gates dan akun-akun para tokoh terkenal, seperti Kanye West, Warren Buffett, dan lainnya.

“Semua orang meminta saya untuk memberi kembali. Inilah waktunya. Saya menggandakan semua kiriman ke alamat BTS saya dalam 30 menit. Kamu kirim USD 1.000, saya kirim balik USD 2.000,” tweet pada akun Gates.

Awalnya kicauan itu di-posting pada jam 13.34 waktu setempat, namun tiba-tiba dihapus. Pada jam 13.48, tweet tersebut muncul kembali.

Setelah beberapa menit, tercatat 320 transaksi dari akun bitcoin yang disebarkan. Disebutkan, akun tersebut menerima USD 113 ribu atau setara Rp 1,6 miliar. Imbasnya, saham Twitter merosot lebih dari 3%.