SMJTimes.com – Perasaan malu yang diikuti dengan rasa takut terhadap penolakan dan kritik orang lain merupakan salah satu gejala dari AVPD (Avoidant Personality Disorder). Gangguan ini biasanya disebut dengan gangguan kepribadian menghindar. Penderita gangguan ini biasanya menghindari interaksi sosial dengan orang lain. Orang dengan gangguan kepribadian ini sering merasa malu, cemas, dan takut berlebihan terhadap penolakan orang lain, sehingga mereka sulit menjalin hubungan dekat dengan orang lain.
Penyebab dan Gejala AVPD
Dilansir dari halodoc, belum ada penyebab pasti mengapa seseorang mengalami gangguan kepribadian ini. Namun, gfaktor genetic atau keturunan diduga berperan pada pembentukan kepribadian ini. Selain itu, kemunginan penderita juga pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti pelecehan fisik atau emosional, dikhianati, pola asuh buruk, maupun kurang mendapat kasih sayang dari orang tua.
Gejala AVPD sering muncul di masa kanak-kanak dan gejalanya akan semakin terlihat ketika dewasa. Berikut beberapa gejala yang mungin terlihat dari penderita;
- Enggan melakukan banyak hal dan mencoba hal baru karena tidak ingin mengambil risiko dan merasa tidak mampu.
- Terlalu sensitif menerima kritik.
- Sulit merasa senang.
- Sering melebih-lebihkan suatu hal.
- Cenderung memiliki pola piker negative.
- Sering merasa cemas.
- Memiliki self-esteem yang rendah.
- Selalu menghindari konflik dan berusaha menjadi orang penurut untuk menyenangkan orang lain.
- Sering menghindari pekerjaan yang melibatkan kontak dengan orang lain.
- Sulit membuat keputusan.
- Sulit percaya kepada orang lain.
Berbagai gejala tersebut mengarah ke AVPD jika sudah terjadi dalam jangka waktu yang lama dan membuat penderitanya sulit beraktivitas dan menjalin hubungan dengan orang lain. Seseorang dengan gangguan ini sulit mengubah perilaku, sulit beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain, cepat memutuskan hubungan dengan orang lain, serta menarik diri dari lingkungan sosial.
Penanganan AVPD
Gangguan kepribadian ini juga tidak mudah untuk ditangani seorang diri. Penderita memiliki pola pikir yang tidak mudah diubah karena telah berlangsung bertahun-tahun. Gangguan ini juga perlu dilakukan penanganan, jika tidak penderita akan lebih berisiko mengalami masalah psikologis lain, seperti depresi, serangan panik, sampai keinginan untuk bunuh diri.
Penderita lebih baik diarahkan untuk mendapatkan perawatan dengan ahlinya dan mengambil psikoterapi. Terapi yang dimaksud adalah terapi kognitif yang bertujuan untuk mengubah pola pikir pasien menjadi positif secara bertahap. Selain itu, pasien juga diajak untuk mulai berinteraksi dan menerima orang lain.
Selain menjalani psikoterapi, pasien juga diberikan obat-obatan seperti antidepresan dan obat perega kecemasan.
Komentar