Pati, SMJTimes.com – Selain intensitas hujan yang tinggi, hutan gundul di bagian Pati Selatan juga menyebabkan banjir di daerah Pati. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Hardi.
Politisi dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut menerangkan, karena kurangnya akar-akar pohon sebagai penyangga air hujan, air langsung turun ke sungai hingga akhirnya meluap ke pemukiman warga.
Bukannya tanpa alasan, banjir dadakan yang melanda Pati minggu ini seluruhnya terjadi di kecamatan-kecamatan Pati Selatan seperti Kayen, sukolilo, Jakenan, Gabus, dan Batangan. Bahkan Hardi menyebut fenomena banjir ini selalu terjadi selama bertahun-tahun.
“Sudah terbiasa seperti di Kayen terjadi banjir meski cuma lewat, ini finalnya di (Desa) Tanjang dan Ngantru banyak terdampar air karena dataran rendah. Penyebabnya ini karena tanaman hutan gundul, tidak ada tanaman. Tanaman jati yang biasa menyerap air habis,” kata Hardi saat ditemui di kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) partai Gerindra Pati kemarin, Jumat (11/3/2022).
Selain langkanya populasi pohon penyerap air, rusaknya hutan juga diperparah penanaman komoditas tanaman semusim khususnya jagung.
“Sedangkan jati juga agak berkurang dengan adanya ditanami jagung itu. Jane jagung butuh, tapi untuk penyerapan air ya butuh,” imbuhnya.
Untuk menanggulangi banjir tahunan, Hardi mengaku DPRD Pati selalu mendorong pemerintah untuk memperkuat sektor hutan di kawasan Pegunungan Kendeng Pati Selatan. Juga meminta untuk mengatasi pendangkalan sungai di beberapa wilayah di Pati Selatan.
“Untuk pendangkalan sungai di Pati juga iya. Kan itu untuk penyerapan air. Karena derasnya hujan dan yang dataran rendah akhirnya air ini kelewatan, seharusnya sungai ini harus dikeruk,” tandas Hardi. (adv)
Komentar