Pati, SMJTimes.com – Petani Kecamatan Pati sudah mulai terbiasa dengan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dari pemerintah. Dispertan Pati melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP Pati) mencatat, puluhan hektare sawah gagal panen di Kecamatan Pati telah mendapatkan klimenya.
Hal ini disampaikan oleh Tarjono, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Pati. Lanjutnya, para petani memanfaatakan asurani ini agar terhindar dari gagal panen.
Tarjono menceritakan setiap tahunnya klime yang diajukan petani berbeda, jika di tahun 2019 petani mengajukan klime untuk gagal panen akibat kemarau ekstrem, tahun ini klime asuransi para petani ditujukan untuk dampak bencana banjir.
“Di tahun 2020 tahun kemarin ada bencana kekeringan di Desa Sinoman 26 hektare sudah ajukan klime dan cair.
Tahun ini klimenya yang kita ajukan Desa Widorokandang dan Ngepungrojo 40 hektare. Kemarin karena banjir,” terang Tarjono saat ditemui di kantornya, Sabtu (22/5/2021).
Meski musim kemarau tahun ini diprediksi tak seekstrim tahun kemarin, Tarjono berharap minat berasuransi para petani di musim tanam ketiga besok masih tinggi.
“Di MT-3 tantangannya air agak sulit, lebih kita suruh untuk alihkan ke palawija. Kalau yang memungkinkan tanam padi ya daerah-daerah yang airnya lancar. Tapi kayaknya lebih aman tahun ini kemaraunya agak basah jadi ga seekstrim yang kemarin,” ujarnya.
Kabupaten Pati tahun ini mendapat kuota AUTP dari APBN sebesar 2.650 hektare. Diselenggarakannya program AUTP bertujuan memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi gagal panen akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan hama tumbuhan.
Klaim AUTP akan menjamin para petani mendapatkan premi sebesar Rp6 juta per hektare sebagai ganti rugi lahan padi yang gagal panen atau puso akibat faktor-faktor tertentu.(Adv)
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul “Tren Asuransi Petani Kecamatan Pati Meningkat”
Komentar