Harga Anjlok, Petani Ubi Kayu Banting Setir

Pati, SMJTimes.com – Tanaman biofarmaka menjadi salah satu tanaman pertanian yang dapat ditemui di Kecamatan Gunungwungkal. Akan tetapi distribusi hasil budidaya tanaman biofarmaka ini baru sebatas dijual ke perusahaan jamu herbal.

Menurut Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gunungwungkal, Med Nurhindarno, banyak petani ubi kayu yang berpindah haluan membudidayakan tanaman biofarmaka lantaran harga ubi kayu terus menurun di pasaran.

“Harga ubi kayu turun. Lalu, petani berinsisiatif menanam laos. Bahkan sampai sekarang laos mencapai lebih dari 10 hektare. Sementara, jahe mencapai 2 hektare, dan kencur mencapai 2 hektare,” ungkap Med, Kamis (29/4/2021).

Sementara tanaman biofarmaka yang banyak dibudidayakan oleh petani di Gunungwungkal diantaranya adalah, jahe, laos, sembung, kapulaga, dan kencur.

Baca Juga :   Ingin Berkebun Namun Lahan Sempit? Begini Caranya

Tanaman tersebut sebelumnya hanya ditanam di pekarangan kecil. Namun, seiring banyaknya petani yang membudidayakan tanaman biofarmaka mereka kemudian menggunakan lahan pertaniannya.

Komentar