SMJTimes.com – Daun beluntas sudah banyak dikenal sejak ratusan tahun silam sebagai obat tradisional yang sering digunakan di beberapa negara Asia Tenggara, terutama Malaysia, Thailand dan Indonesia.
Manfaat daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less) tak perlu diragukan lagi. Daun berbentuk gerigi ini merupakan salah satu tanaman herbal berkhasiat tinggi yang diyakini mampu mengobati berbagai macam penyakit kronis.
Manfaat daun beluntas tak terlepas dari kandungan nutrisi di dalamnya yang melimpah. Ekstrak daun ini diketahui mengandung serat, kalsium, beta karoten, dan beragam jenis antioksidan, seperti asam klorogenat, asam kafeat, quercetin, dan flavonoid, yang baik untuk kesehatan tubuh.
Tak hanya itu, daun beluntas juga dinilai memiliki khasiat sebagai antiradang, antibakteri, antikanker, dan pereda nyeri alami. Khasiat-khasiat ini didukung oleh berbagai kandungan senyawa bioaktif di dalamnya. Dikutip dari alodokter.com, berikut adalah beberapa manfaat daun beluntas untuk kesehatan:
-
Mengontrol kadar gula darah
Salah satu manfaat daun beluntas yang cukup popular adalah untuk menurunkan kadar gula darah dan menjaganya tetap stabil. Daun herbal ini diketahui dapat menghambat pemecahan dan penyerapan gula di usus, serta meningkatkan produksi dan fungsi hormon insulin.
Daun beluntas dianggap memiliki potensi untuk mencegah terjadinya resistensi insulin dan membantu mengobati penyakit diabetes.
-
Menurunkan kadar kolesterol
Selain baik untuk mencegah diabetes dan mengontrol gula darah, daun beluntas juga diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Dengan kadar kolesterol LDL yang lebih rendah, tubuh akan tercegah dari penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
Meski demikian, untuk menjaga kadar kolesterol dan mencegah penyakit tersebut, juga perlu menerapkan gaya hidup sehat, yakni dengan tidak merokok, berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga berat badan tetap ideal.
-
Mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas
Daun beluntas merupakan salah satu tanaman herba yang memiliki banyak antioksidan. Berkat adanya zat tersebut, daun beluntas baik dikonsumsi untuk melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas atau stres oksidatif.
Dengan mengurangi kerusakan sel-sel tubuh akibat paparan radikal bebas, risiko terkena berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung, juga bisa berkurang.
-
Mengurangi risiko terjadinya kanker
Suatu riset di laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak daun beluntas terlihat memiliki sifat antikanker. Daun ini diketahui dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker, seperti glioblastoma dan kanker serviks. Meski demikian, efektivitas herba ini sebagai pengobatan kanker masih perlu diteliti lebih lanjut.
-
Mendukung proses pemulihan luka
Daun beluntas juga memiliki sifat antiradang dan antibakteri. Tak hanya itu, daun ini sudah digunakan sejak lama sebagai obat tradisional untuk mengatasi nyeri. Berkat berbagai efek tersebut, daun beluntas dianggap baik digunakan sebagai tanaman herbal untuk mempercepat proses pemulihan luka.
Selain berbagai manfaat di atas, daun beluntas juga memiliki potensi manfaat untuk menjaga kesehatan dan fungsi sistem pencernaan, meredakan nyeri dan kram otot, dan mengatasi keputihan.
Meski memiliki potensi yang besar, klaim berbagai manfaat daun beluntas di atas masih memerlukan lebih banyak penelitian lebih lanjut. Hingga kini, belum ada riset yang dapat membuktikan efektivitas dan keamanan daun beluntas sebagai obat.
Cara mengonsumsi Daun Beluntas
Daun beluntas bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk dan cara, mulai dari suplemen berbentuk kapsul hingga jamu atau teh herbal.
Jika ingin mengolahnya sebagai teh herbal, bisa merebus beberapa helai daun beluntas dalam sekitar 300 ml air, lalu diamkan hingga sejuk. Setelah itu, air rebusan daun beluntas bisa Anda konsumsi sebanyak 2–3 kali sehari sebelum atau setelah makan.
Daun beluntas umumnya aman dikonsumsi sebagai suplemen atau jamu. Namun, sebaiknya tidak mengonsumsi daun beluntas, jika sedang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti gangguan ginjal atau hati, atau jika sedang mengonsumsi obat-obatan dari dokter guna mengindari interaksi obat.(*)
Baca juga:
Komentar