Pati, SMJTimes.com – Waktu buka para pedagang kaki lima (PKL) terpaksa terpangkas di saat masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini membuat omset para PKL mengalami penurunan yang cukup drastis.
Sebelum adanya PPKM mereka berjualan dari sore hari sekitar pukul 16.00 WIB hingga tengah malam bahkan dini hari. Namun, di masa PPKM, durasi jual-beli mereka terpangkas lebih dari setengahnya atau sampai pukul 21.00 WIB.
Meskipun omset mereka mengalami penurunan, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati tidak memberikan bantuan kepada mereka. Baik dari segi keuangan maupun bantuan berupa barang. Tentunya hal tersebut akan memperparah kondisi para pedagang kaki lima dan berjuang saat pandemi Covid-19.
“Untuk PKL memang belum ada bantuan. Karena bantuan itu sudah dikasihkan pada masyarakat umum,” ujar Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Hardi saat ditemui di Pendopo Kabupaten Pati, belum lama ini.
Namun, apabila mereka tercantum dalam DTKS di Dinas Sosial sebagai warga kurang mampu maupun terdaftar sebagai pelaku usaha mikro kecil (UMK) di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, maka mereka akan mendapatkan bantuan.
“Mungkin kalau dia masuk warga yang kurang mampu pasti dia akan dapat,” ungkap politis asal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Perlu diketahui, Ketua Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kabupaten Pati Hadi Santosa sempat melaporkan kepada Bupati Kabupaten Pati, Haryanto bahwa Pedagang Kaki Lima (PKL) merasa keberatan dengan ketentuan harus tutup saat pukul 21.00 WIB.
Hadi meminta solusi kepada Haryanto dan mengusulkan ada kelonggaran sedikit untuk para PKL agar omset mereka tidak terlalu turun. Hadi mengusulkan PKL tutup pukul 22.00 WIB.
Namun, usalan ini tidak digubris oleh Bupati Pati, Haryanto. Haryanto masih kukuh dengan aturan awal bahwa penutupan PKL pukul 21.00 WIB. “Ini sudah longgar. Di kabupaten lain malah tutup jam 7 malam,” kata Haryanto.
Suparmin, salah satu warga di Pati mengaku prihatin atas kondisi pelaku UMKM yang semakin terjepit karena dampak Covid-19. Ia meminta pemerintah untuk arif dan bijaksana untuk benar-benar hadir di masyarakat. “Seharusnya pemerintah ya hadir, apalagi kondisi yang serba sulit disaat pandemi Covid-19,” ujarnya. (Adv)
Komentar